PARKIR BERBAYAR : KULIAH RASA KE MALL
Hasil gambar untuk parkir unja
https://www.google.com/search?q=parkir+unja
Diberlakukannya sistem parkir berbayar layak mall dikampus Pinang Masak Universitas Jambi agaknya diwarnai pro dan kontra. Tentu saja mahasiswa seperti saya keberatan dengan adanya parkir berbayar seperti sistem pusat perbelanjaan atau mall-mall yang ada dijambi. Pasalnya dengan diberlakukannya parkir berbayar hal itu sangat memberatkan mahasiswa dari segi finansial.

Ditengah mahalnya biaya pendidikan sistem parkir berbayar ini semakin mepererat tali jerat yang mengikat mahasiswa. Meskipun pasca adanya demo menolak parkir berbayar kebijakan parkir berbayar berhasil dirubah yakni seluruh mahasiswa dan karyawan unja wajib mebayar parkir  sebesar Rp 1.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 2.000 untuk kendaraan roda empat, hal ini tetaplah memberatkan mahasiswa.

Hal lain yang seharusnya menjadi pertimbangan pihak kampus adalah masalah yang ditimbulkan dari adanya sistem parkir ini. Bayangkan saja dari ribuan orang mahasiswa universitas jambi hanya ada 6 alat parkir otomatis digerbang utama tentu saja hal ini dapat menimbulkan antrian yang panjang hingga memicu terjadinya kemacetan.

Jika kemacetan terjadi otomatis para mahasiwa terlambat untuk masuk kelas, kondisi akan diperparah jika terjadi hujan dan ditambah dengan terjadinya disfungsi alat parkir otomatis tersebut. Maka dapat dipastikan jika seluruh mahasiswa hari itu datang dengan kondisi pakaian yang basah.

Belum lagi jika pada saat siang hari semua mahasiswa dari setiap jurusan di universitas jambi tentunya hendak pulang ke rumahnya masing-masing. Antrian panjang sudah dipastikan terjadi, ditengah teriknya matahari mahasiwa harus mengantri untuk dapat keluar dari gerbang utama. Ditambah lagi terkadang pelayanan dari pihak pengadaan parkir sangat lambat.

Komentar