MAHASISWA
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS JAMBI KUNJUNGI TRIBUN JAMBI
Dokumentasi |
Tribun Jambi adalah
sebuah surat
kabar harian yang
terbit di Jambi, Indonesia. Surat kabar ini termasuk dalam grup Kompas Gramedia. Kantor pusat Tribun Jambi terletak di kota Jambi. Koran ini pertama kali terbit tahun 2009. Kunjungan ini dilaksanakan pada Sabtu, 18 Mei 2019, kunjungan ini dilakukan untuk mengetahui
serumit apakah proses pembuatan berita baik secara online maupun cetak.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh FKIP Universitas Jambi jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris sebagai bentuk wujud nyata dari studi lapangan mata kuliah Jurnalistik.
Kunjungan ini dihadiri kurang lebih sebanyak 36 orang dengan didamping dosen
pengampu mata kuliah jurnalistik Bapak Yanto. Bernarasumberkan Bapak Suang
Sitanggang dan Bapak Awang Azhari proses penjelasan dan tanya jawab berlangsung
seru.
Sebelum melakukan kunjungan para mahasiwa sudah terlebih dahulu diharuskan untuk menulis
sebuah berita. Harapannya dengan diadakan studi lapangan ini para mahasiswa
mampu membandingkan dan juga memformulasikan ilmu yang didapat kedalam tulisan
mereka nantinya. Selain itu diharapkan nantinya para mahasiswa menjadi
termotivasi untuk mengembangkan kreatifitas dalam dunia jurnalistik. melihat
besarnya potensi perubahan yang bisa dilakukan melalui berita maka kunjungan
ini pun dilakukan untuk mengetahui seluk-beluk proses pembuatan berita secara
lebih rinci.
Tak bisa dipungkiri alasan terpilihnya Tribun Jambi sebagai
tempat kunjungan kami adalah dikarenakan Tribun Jambi merupakan portal berita
terbesar di provinsi jambi. Bergerak tidak hanya dipercetakan offline Tribun
Jambi juga mulai merambah dunia online dengan adanya portal berita
TribunJambi.com . berdasarkan penjelasan Bapak Awang selaku tim redaksi `Tribun
Jambi Alasan dibentuknya dua tipe penerbitan berita ini dikarenakan adanya
perbedaan market dan perbedaan sasaran pembaca.
dokumentasi |
Portal online lebih
dikhususkan untuk kaum milenial dimana biasanya kaum ini merupakan kaum
yang sangat dekat dengan teknologi. Mereka biasanya lebih menyukai membaca
berita secara digital dibandingkan dengan membaca berita secara konvensional.
Selain dari segi ke praktisan berita online juga mudah diakses dimanapun dan
kapanpun. Sementara market offline biasanya menyasar para pembaca dengan
rentang usia 40 tahun keatas, karena biasanya para pembaca berita offline atau
berita cetak ini kurang familiar dengan dunia digital.
Selain itu Tribun Jambi juga sangat peduli dengan
konten-konten milenial, terbukti dengan adanya rubrik khusus milenial yang
terbit setiap hari Sabtu dan Minggu yan biasanya diisi oleh opini maupun berita
yang bersumber dari mahasiswa , forum komunitas maupun pelajar. Adapun ulasan
berita ini biasanya membahas tentang topic-topik terkini seputar generasi
milenial namun bisa juga terkait dengan isu-isu hangat yang sedang dibahas.
Kantor Tribun Jambi terbagi menjadi dua, yaitu kantor
percetakan dan juga kantor produksi. Bapak Awang juga menjelaskan mengenai
perbedaan antara produksi dan percetakan. Kantor produksi biasanya bertanggung
jawab untuk mendesain layout dari sebuah berita kemudian proses selanjutnya
yaitu pengiriman layout berita ke kantor percetaakan untuk kemudian dicetak.
Selanjutnya Bapak Awang juga menjelaskan mengenai proses
suatu berita bisa diterbitkan. Yang pertama yaitu dimulai dari wartawan memilih
berita, dimana setiap wartawan di Tribun Jambi memiliki desk nya masing-masing.
Contohnya adalah desk daerah, desk kota, desk kejaksaan dan pengadilan, desk
kepolisian (poda,polres,polsek), desk politik dan terakhir adalah desk
milenial. Kemudian para wartawan tadi harus mencari berita dengan news value
yang sudah ditetapkan. Yang pertama berita itu harus penting yang dimaksud
penting disini adalah, suatu peristiwa yang terjadi harus memiliki dampak dan
menyangkut kemaslahatan bagi banyak
orang, misalnya pelayanan public. Yang kedua adalah menarik,yang berarti berita
tersebut membangkitkan minat si pembaca untuk membaca berita tersebut.
Contohnya adalah fenomena-fenomena unik
yang terjadi di masyarakat.
Proses selanjutnya yang harus dilakukan wartawan dalam
mencari berita adalah dengan melibatkan subjek berita tersebut. Yang artinya
wartawan tadi harus mewawancarai subjek berita yang yang sesuai. Bapak Awang
mencontohkan dalam hal ini terkait masalah akreditasi kampus, maka subjek yang
paling tepat dan berkompeten untuk diwawancarai adalah rektor. Setelah semua
tahapan diatas berakhir maka proses selanjutnya adalah pengetikan berita yang
kemudian dikirimkan ke pihak redaksi Tribun Jambi. Sedikitnya para wartawan
harus meberitakan 7 berita dalam satu hari dan memiliki tenggang waktu
pengerjaan hingga pukul 12 siang.
Perlu diketahui bahwa proses percetakan ini terbagi menjadi
dua yakni online dan offline. Yang pertama adalah berita online, umumnya berita
online setelah diedit maka bisa langsung diupload dan dibaca oleh pemabaca
secara langsung. Dalam berita online ini terdapat pula redaksi social media
yang bertugas untuk membagikan berita-berita tersebut ke social media berupa
instagram,facebook bahkan twitter supaya dapat ter-publish secara luas.
Yang kedua adalah proses percetakan manual atau konvensional,
dimulai dari proses editing ditingkat redaktur. Kemudian dalam memilih berita
untuk satu halaman, redaktur memiliki tugas penting dalam memilih berita apa
yang harus dipublish dalam surat kabar redaktur juga bertugas memilih berita
mana yang paling penting dan berita mana yang paling menarik dari sekian banyak
berita yang dikirimkan oleh wartawan. Selanjutnya berita memasuki proses
layout, terdapat tim khusus terkait proses ini. Kemudian setelah itu berita
akan diseleksi ulang oleh manager produksi, untuk menentukan berita mana yang
paling penting untuk dijadikan diberitakan di surat kabar. Selanjutnya ada satu
tim khusus dalam proses penentuan berita utama dihalaman satu. Dalam hal ini
diketuai oleh Bapak Suang Sitanggang, beliau bertugas untuk menentukan berita
mana yang memiliki bobot paling penting dan menarik untuk dijadikan headline
surat kabar di halaman satu. Setelah itu barulah berita tadi dicetak secara
masal untuk kemudian diedarkan ke masyarakat.
Hal menarik lainnya dari kunjungan ini adalah terungkapnya
fakta bahwa seorang redaktur tidaklah diharuskan berasal dari background
pendidikan bahasa maupun sastra, melainkan bisa dari berbagai macam disiplin
ilmu yang berbeda-beda. Sebagai contohnya adalah salah satu narasumber kami
yakni Bapak Suang Sitanggang. Beliau merupakan alumni dari Universitas Jambi dengan
disiplin ilmu Pertanian. Poin menariknya adalah untuk bekecimpung didunia
jurnalistik tidaklah memandang background pendidikan seseorang melainkan
kepintaran dalam proses pengolahan bahasa dan kosa kata dan mengerti
kaidah-kaidah bahasa.
Dan dalam melakukan sesuatu hendaknya dilakukan
berdasakan keinginan dan passion kita
terhadap suatu bidang. Karena sejatinya ketika kita terjun kedunia pekerjaan
akan lebih maksimal hasilnya jika kita menyukai bidang pekerjaan tersebut. Saya
pribadi merasa termotivasi dengan hal tersebut, solah membukakan pola pikir
kita bahwa ada jalan lain yang bisa kita ambil dan kita pilih. Tidak berarti
bahwa saya yang notabene-nya mahasiswa FKIP Universitas Jambi akan berkarir
sebagai guru dimasa depan. Dengan jurusan yang saya ambil yakni Pendidikan
Bahasa Inggris peluang pun terbuka lebar untuk bisa mengambil jalan manapun
yang saya sukai.
Komentar
Posting Komentar